Selasa, 30 Juni 2015

Asumsi dasar menurut Sister Callista Roy



Asumsi dasar menurut Sister Callista Roy
Sister Callista Roy mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan pada tahun 1964.  Menurut teori adaptasi Roy, respon atau perilaku adaptasi seseorang  bergantung pada stimulus :
  1. Stimulus Fokal : stimulus yang langsung berhadapan dengan pasien.
Seperti perubahan fisiologis, perubahan konsep diri, perubahan fungsi peran atau perubahan dalam mempertahankan keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.
2.      Stimulus Konsektual : semua stimulus yang diterima oleh individu.
            Seperti lingkungan, keluarga, teman, masyarakat, petugas kesehatan.
3.      Stimulus Residual : ciri-ciri tambahan dan relevan dengan situasi yang ada, namun sukar untuk di observasi.
Contoh : keyakinan, sikap dan sifat individu yang berkembang sesuai dengan pengalaman masa depan.

Metaparadigma
  1. Manusia
Roy  menjelaskan bahwa manusia sebagai penerima asuhan dan memiliki sifat adaptif.  Adaptif : kemampuan beradaptasi.

2.      Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia didalam dan diluar manusia.Adapun lingkungan dari dalam : dari dalam tubuh individu sendiri, contohnya : spiritual, sosio, biologis, psikologis.
            Lingkungan dari luar : seperti masyarakat, temandan lingkungan sekitar.
3.      Kesehatan
Roy menjelaskan bahwa keadaan sehat_sakit seseorang sangat mempengaruhi proses adaptifnya.  Apabila sakit seseorang tidak akan mampu beradaptasi dengan baik begitu pula sebaliknya.
4.      Keperawatan
Roy, 1983 (dalam Tomey & Olligood,2002) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sehingga menurut Roy peran perawat tidak hanya membantu menyembuhkan atau meringankan penyakit saja namun perawat juga berperan untuk membantu pasien beradaptasi dengan lingkungannya yang telah berubah dari keadaan sehat menjadi sakit.

Aplikasi Teori Konseptual Roy
Model Adaptasi Roy telah menggambarkan tahapan–tahapan dalam proses keperawatan yang lengkap. Berdasarkan teori Roy, tahapan proses keperawatan dimulai dari :
·         2 level pengkajian
·         Diagnosa keperawatan
·         Tujuan tindakan keperawatan
·         Intervensi keperawatan, dan
·         Evaluasi keperawatan
Kelebihan proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy ini adalah pada tahap 2 level pengkajian yang harus dilakukan perawat.
Pengkajian keperawatan dimulai dengan :
·         Level 1 : Perawat mengkaji respon prilaku pasien terhadap stimulus yaitu fisiologis adaptasi mode, konsep diri adaptasi mode, peran adaptasi mode dan ketergantungan adaptasi mode
·         Level 2 : 2erawat mengkaji stressor yang dihadapi pasein yaitu stimulus fokal & kontekstual (yang pada dasarnya merupakan faktor presipitasi dari masalah yang dihadapi pasien) dan stimulus residual (yang pada dasarnya merupakan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien),
sehingga pengkajian yang dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat menegakkan diagnosa lebih akurat dari pengkajian tersebut.
Aplikasi teori dan konsep model keperawatan dapat diterapkan diberbagai cabang ilmu keperawatan, baik di keperawatan dasar, keperawatan klinik, maupun keperawatan komunitas. Di keperawatan jiwa sendiri salah satu teori dan konsep model keperawatan yang dapat diterapkan adalah Model Adaptasi Roy.
Di tatanan keperawatan jiwa sendiri, pendekatan yang digunakan pada Teori Adaptasi Roy ini sangat bermanfaat ketika perawat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa, resiko gangguan dan sehat jiwa. Dengan teori ini, perawat tidak hanya dapat mengintervensi tanda dan gejala tapi juga dapat mengetahui & memberikan intervensi pada faktor presipitasi dan faktor predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien. Sehingga perawat dapat mencegah pasien mengalami masalah resiko dan gangguan jiwa, mengatasi masalah resiko dan gangguan jiwa dan meningkatkan individu yang sehat agar tidak mengalami masalah resiko dan gangguan jiwa.
Selain itu, dengan Teori Adaptasi Roy ini, perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat lebih memahami tentang proses adaptasi yang terjadi pada individu, yang dimulai dari adanya stimulus/stressor yang dapat menjadikan individu mengalami stress, proses mekanisme koping (kognator dan regulator) dan effektor sebagai upaya individu mengatasi stressor dan terakhir timbulnya respon prilaku individu terhadap stressor yang dihadapinya. Teori ini hampir mirip dengan Teori Stress Adaptasi Stuart-Laraia yang ada di keperawatan jiwa.



Kesimpulan
            Roy menjelaskan tentang “Adaptasi” yang menurutnya sangat berpengaruh pada proses kesehatan. Melalui beberapa pendekatan maka adaptasi akan berjalan dengan lancar dan untuk komunikasi yang baik antara perawat_klien. Tidak hanya itu Roy juga menjelaskan bahwa adaptasi untuk kesehatan terjadi untuk beberapa proses kesehatan. Misalnya kesehatan anak, kesehatan keluarga bahkan kesehatan jiwa.
Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan

 adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah

perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka   

panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai

meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan kekeuasaan. Tujuan jangka pendek

meliputi tercapainya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan manipulasi

terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar