Sabtu, 27 Juni 2015

konsep pemberdayaan masyarakat



     A.    KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1.      Pengertian
Gerakan pemberdayaan (empowerment) adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif.
Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan.

2.      Tujuan
Adapun tujuan dari pemberdayaan masyarakat menurut (wahyudin, 2012) sebagai berikut:
a.       Individu, keluarga dan masyarakat tahu, mampu dan mau mempraktekkan serta dapat memelihara, mengatasi serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri
b.      Individu, keluarga dan masyarakat tahu, mampu dan mau berperan serta dalam gerakan pemberdayaan di wilayahnya.
c.       Masyarakat melakukan kegiatan pembangunan kesehatan melalui pendekatan edukatif.
d.      Adanya upaya kesehatan yang bersumberdaya dari potensi yang ada di masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat)
e.       Adanya informasi tentang hasil pelaksanaan kegiatan gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang upaya pelayanan kesehatan dalam bentuk desa sehat.

3.      Sasaran
Sasaran pemberdayaan masyarakat menurut (wahyudin, 2012) yaitu:
a.       Individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat, terutama masyarakat yang terkena masalah maupun beresiko terkena masalah, baik dikota maupun didesa. Contoh: ditatanan rumah tangga adalah para ibu, ditatanan institusi pendidikan adalah murid-murid disarana pelayanan adalah petugas kesehatan.
b.      Tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan serta organisasi profesi
c.       Lintas sektor
d.      Petugas kesehatan

4.      Metode gerakan pemberdayaan
Pengorganisasian masyarakat sebagai salah satu metode pemberdayaan masyarakat yang bersifat komprehensif perlu dikembangkan di desa-desa/kelurahan-kelurahan/nagari-nagari secara bertahap.
Pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan daerah-daerah percontohan sesuai dengan program kesehatan yang didukung (misalnya Desa Siaga untuk KIA).  Daerah-daerah Percontohan ini selain dapat digunakan sebagai alat untuk advokasi guna replikasinya ke daerah-daerah (desa-desa/kelurahan-kelurahan/nagari-nagari lain), juga dapat digunakan sebagai lahan kerja lapangan dalam pelatihan petugas.
Sebelum petugas kesehatan melakukan upaya pemberdayaan di masyarakat, terlebih dahulu dilakukan upaya pemberdayaan petugas kesehatan. Metode yang paling efektif untuk pemberdayaan petugas adalah pelatihan yang dilaksanakan secara berselang-seling antara kegiatan di kelas dan kegiatan di lapangan (interrupted training). Dengan interrupted training sekaligus dapat diperoleh dua hasil, yaitu petugas-petugas yang terampil dan adanya daerah percontohan.
Pelatihan semacam ini dapat diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota terhadap petugas-petugas promosi kesehatan di Puskesmas wilayah kerjanya, atau oleh Dinas Kesehatan Provinsi terhadap petugas-petugas promosi kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas di wilayah kerjanya.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang interrupted training, berikut ini disajikan contoh pelaksanaan-nya di bidang KIA.

5.      Kunci keberhasilan gerakan pemberdayaan
Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan melalui kemitraan serta menggunakan metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan atau peduli terhadap kesehatan. LSM ini harus digalang kerjasamanya, baik di antara mereka maupun antara mereka dengan pemerintah, agar upaya pember-dayaan masyarakat dapat berdayaguna dan berhasilguna. Setelah itu, sesuai dengan ciri-ciri sasaran serta situasi dan kondisi, lalu ditetapkan, diadakan dan digunakanlah metode dan sarana komunikasi yang tepat.
Kunci keberhasilan gerakan pemberdayaan adalah membuat orang tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang orang yang bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apa pun lebih lanjut. Manakala ia telah menyadari masalah yang diha-dapinya, maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan.
Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-fakta dan mendramatisasi masa-lah. Tetapi selain itu juga dengan mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau diatasi. Di sini dapat dikemukakan fakta yang berkaitan dengan para tokoh masyarakat sebagai panutan (misalnya tentang seo-rang tokoh agama yang dia sendiri dan keluarganya tak per-nah terserang diare karena perilaku yang dipraktikannya).
Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu, sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Di sinilah letak pentingya sinkronisasi promosi kesehatan dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masya-rakat oleh program kesehatan sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

6.      Kegiatan gerakan pemberdayaan
Dalam melaksanakan gerakan pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan kondisi, situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat serta karateristik masyarakat setempat yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Masyarakat pembina ( Caring Community )
Yaitu masyarakat yang peduli kesehatan misalnya : LSM kesehatan, organisasi profesi yang bergerak dibidang kesehatan.
b.      Masyarakat setara ( Coping Community )
Yaitu masyarakat yang karena kondisinya kurang memadai sehingga tidak dapat memelihara kesehatannya. Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya memeriksakan kehamilan, tetapi karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya transportasi ibu tidak pergi ke sarana pelayanan kesehatan.
c.       Masyarakat pemula ( Crisis Response Community)
Yaitu masyarakat yang tidak tahu akan pentingnya kesehatan dan belum  didukung oleh fasilitas yang tersedia. Misalnya masyarakat dilingkungan kumuh dan daerah terpencil.

7.      Cara pendekatan gerakan pemberdayaan masyarakat terbagi menjadi dua:
a.       Makro:
1)      Membangun komitmen disetiap jenjang.
2)      Mengembangkan masyarakat (critical mass).
3)      menyediakan petujuk pelaksnaan  dan biaya operasional.
4)      monitoring dan evaluasi serta koordinasi.

b.      Mikro:
1)      Menggali potensi yang belum disadari masyarakat. Potensi dapat muncul dari adanya kebutuhan masyarakat(demand creation) yang diperoleh melalui pengarahan, pemberian masukan, dialog, kerjasama dan pendelegasian.
2)      Membuat model model percontohan dan prototipe pengembangan masyarakat, seperti menerapkan pendekatan edukatif dan manajemen ARRIF (Analisis, Rumusan,Rencana, Intervensi, Forum komunikasi).
3)      Beberapa tolok ukur keberhasilan gerakan masyarakat dapat disebutkan antara lain : peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan kampnye kesehatan oleh masyarakat dan peningkatan dana sehat /JPKM.

8.      Kegiatan pokok gerakan pemberdayaan masyarakat
a.       Melakukan kampanye dan kegiatan gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang upaya pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat dalam memelihara, mengatasi serta meningkatkan kesehatannya.
b.      Mengembangkan, mengadakan serta mendistribusikan media KIE untuk mendukung kegiatan gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang upaya pelayanan kesehatan.
c.       Melakukan kegiatan fasilitasi, bimbingan teknis atau asistensi terhadap pelaksanaan kegiatan PHBS di masyarakat.
d.      Bersama dengan masyarakat melakukan kegiatan pendekatan edukatif atau penerapan konsep PKMD.
e.       penghargaan (insentif), serta peningkatan ekonomi produktif  ( income generating).
f.       Melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang upaya pelayanan kesehatan.

Referensi
Wahyudin, B. (2012 ). Gerakan pemberdayaan masyarakat sebuah tinjauan konsep dalam upaya meneklan penyalahgunaan Narkoba.  Dikutip 29 mei 2013.

1 komentar: