Rabu, 01 Juli 2015

konsep dasar personal hygiene



KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:
  1. Perawatan kulit kepala dan rambut
  2. Perawatan mata
  3. Perawatan hidung
  4. Perawatan telinga
  5. Perawatan kuku kaki dan tangan
  6. Perawatan genetalia
  7. Perawatan kulit seruruh tubuh
  8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:
1.  Kebersihan rambut
2.  Kebersihan gigi dan mulut
3.  Kebersihan mata
4.  Kebersihan telinga
5.  Kebersihan kuku
6.  Kebersihan kulit

Tujuan
  1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
  2. Memelihara kebersihan diri seseorang
  3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
  4. Mencagah penyakit
  5. Meningkatkan rasa percaya diri
  6. Menciptakan keindahan

Faktor – factor yang dapat mempengaruhi
  1. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2.       Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.
3.       Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4.       Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5.       Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6.       Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7.       Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampank yang sering timbul
  1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2.       Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

B. PERSONAL HYGIENE Pada lansia
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:
1.     Mereka yang masih aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari – hari dapat terenuhi.
2.     Mereka yang pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.

Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1.     Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2.  Kebersihan mulut
     Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.
3.  Perawatan rambut
     Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.
4.  Perawatan kuku
     Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5.  Pakaian
     Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6.  Mata
     Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:
    A. Penglihatan menjadi ganda
    B. Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
    C. Sakit pada mata
    D. Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek
    E.  Mata yang kemerahan
    F. Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas
7.  Lingkungan
     Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba – tiba harus dihindarkan.

Bagi mereka yang pasif
Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap diperhatikan, yaitu:
1.     Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek
2.     Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan menghindarkan pegal – pegal serta atrofi otot
3.     Letak tidur diatur antara lain:
A.   Letak guling dibawah lutut
B.      Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong
C.       Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri
D.       Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran atau papah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1.  Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
2.  Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3.  Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4.  Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).
5.  Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005).
6.  Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).
7.  Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1.  Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan motorik, keleamahan otot
Intervensi :
    a.  Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai klien.
    b. Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu
    c. Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)
    d. Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan untuk makan sendiri
    e. Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan
    f.  Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata
    g. Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan fisiknya (terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)
    h.   Berikan kontak sosial selama makan
    i.  Untuk kekurang-kurangan yang nampak
-     Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel (misal baki merah, piring putih )
-     Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam); catat pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang jam 9, sayur - sayur jam 12)
-     Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging, buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian
    j. Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang diperlukan
-     Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring
-     Alat bantu hisap  dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
-     Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang
-     Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
-     Cangkir minuman khusus
-     Pisau atau alat pemotong
    k. Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat pemotong daging, roti, mentega
   Untuk klien dengan kekurangan kognitif
-     Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah mengalihkan perhatian dari tugas
-     Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk makan
-     Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien dapat makan
-     Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan, frustasi, atau agitasi

    l. Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan
-     Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
-     Makan satu potong roti dulu
-     Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga 
     L.  Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan seluruh intervensi

2.  Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :
    a.  Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
    b. Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien
    c.  Berikan privasi selama mandi rutin
    d. Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai
    e.  Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
    f.  Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung pada fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)
    g. Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan
-     Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau pancuran
-     Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
-     Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
-     Papan mandi untuk pindah kekursi
-     Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
-     Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
-     Sikat gigi yang sudah teradaptasi
-     Alat pencukur
-     Pemegang semprotan pancuran
    h.  Untuk individu dengan kemunduran kognitif:
-     Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur untuk membantu menurukan ansietas
-     Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya perlengkapan mandi
-     Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien memandikan satu bagian tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap keberhasilan
-     Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas yang tidak dibantu
-     Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat meningkatkan ansietas
    i. Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada berbagai kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk membantu dalam mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan

3.  Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan kemampuan visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :
    a. Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu pendengaran
    b.  Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan tidak dibantu
    c. Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta bukan bagian depan
    d.  Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak tugas dapat melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan
    e.    Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas sebelum berkembang lebih lanjut
     1.  Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya
     2.  Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa bantuan yang digunakan termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok sepatu yang panjang, pengikat sepatu yang elastis
   3.  Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada  pakaian malam
   4.  Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin
   5.  Untuk individual dengan kemunduran kognitif
-     Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk memberikan suatau program terstruktr untuk menurunkan ansietas
-     Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari pengalihan
-     Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
-     Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan ansietas
   6. Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan rasional diatas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar