A. KONSEP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Pengertian
Gerakan
pemberdayaan (empowerment) adalah proses pemberian informasi secara
terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses
membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu
atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude),
dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Gerakan
pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan
norma yang membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara
aktif.
Gerakan
pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan kemampuan
masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya. Peningkatan
keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat
mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
kemajuan.
2. Tujuan
Adapun
tujuan dari pemberdayaan masyarakat menurut (wahyudin, 2012) sebagai berikut:
a.
Individu, keluarga dan masyarakat tahu, mampu dan mau
mempraktekkan serta dapat memelihara, mengatasi serta meningkatkan kesehatannya
secara mandiri
b.
Individu, keluarga dan masyarakat tahu, mampu dan mau
berperan serta dalam gerakan pemberdayaan di wilayahnya.
c.
Masyarakat melakukan kegiatan pembangunan kesehatan
melalui pendekatan edukatif.
d.
Adanya upaya kesehatan yang bersumberdaya dari potensi
yang ada di masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat)
e.
Adanya informasi tentang hasil pelaksanaan kegiatan
gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang upaya pelayanan kesehatan dalam
bentuk desa sehat.
3. Sasaran
Sasaran pemberdayaan
masyarakat menurut (wahyudin, 2012) yaitu:
a.
Individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat,
terutama masyarakat yang terkena masalah maupun beresiko terkena masalah, baik
dikota maupun didesa. Contoh: ditatanan rumah tangga adalah para ibu, ditatanan
institusi pendidikan adalah murid-murid disarana pelayanan adalah petugas
kesehatan.
b.
Tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan serta
organisasi profesi
c.
Lintas sektor
d.
Petugas kesehatan
4. Metode
gerakan pemberdayaan
Pengorganisasian
masyarakat sebagai salah satu metode pemberdayaan masyarakat yang bersifat
komprehensif perlu dikembangkan di desa-desa/kelurahan-kelurahan/nagari-nagari secara
bertahap.
Pendekatan
yang dilakukan adalah melalui pengembangan daerah-daerah percontohan sesuai
dengan program kesehatan yang didukung (misalnya Desa Siaga untuk KIA).
Daerah-daerah Percontohan ini selain dapat digunakan sebagai alat untuk advokasi
guna replikasinya ke daerah-daerah (desa-desa/kelurahan-kelurahan/nagari-nagari
lain), juga dapat digunakan sebagai lahan kerja lapangan dalam pelatihan
petugas.
Sebelum
petugas kesehatan melakukan upaya pemberdayaan di masyarakat, terlebih dahulu
dilakukan upaya pemberdayaan petugas kesehatan. Metode yang paling efektif
untuk pemberdayaan petugas adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
berselang-seling antara kegiatan di kelas dan kegiatan di lapangan (interrupted
training). Dengan interrupted training sekaligus dapat diperoleh
dua hasil, yaitu petugas-petugas yang terampil dan adanya daerah percontohan.
Pelatihan
semacam ini dapat diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota terhadap
petugas-petugas promosi kesehatan di Puskesmas wilayah kerjanya, atau oleh
Dinas Kesehatan Provinsi terhadap petugas-petugas promosi kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas di wilayah kerjanya.
Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang interrupted training,
berikut ini disajikan contoh pelaksanaan-nya di bidang KIA.
5.
Kunci
keberhasilan gerakan pemberdayaan
Pemberdayaan
akan lebih berhasil jika dilaksanakan melalui kemitraan serta menggunakan
metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai Lembaga-lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan atau peduli terhadap
kesehatan. LSM ini harus digalang kerjasamanya, baik di antara mereka maupun
antara mereka dengan pemerintah, agar upaya pember-dayaan masyarakat dapat
berdayaguna dan berhasilguna. Setelah itu, sesuai dengan ciri-ciri sasaran
serta situasi dan kondisi, lalu ditetapkan, diadakan dan digunakanlah metode
dan sarana komunikasi yang tepat.
Kunci
keberhasilan gerakan pemberdayaan adalah membuat orang tersebut memahami bahwa
sesuatu (misalnya diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya.
Sepanjang orang yang bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu
itu merupakan masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia menerima
informasi apa pun lebih lanjut. Manakala ia telah menyadari masalah yang
diha-dapinya, maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut
tentang masalah yang bersangkutan.
Perubahan
dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-fakta dan
mendramatisasi masa-lah. Tetapi selain itu juga dengan mengajukan harapan bahwa
masalah tersebut bisa dicegah dan atau diatasi. Di sini dapat dikemukakan fakta
yang berkaitan dengan para tokoh masyarakat sebagai panutan (misalnya tentang
seo-rang tokoh agama yang dia sendiri dan keluarganya tak per-nah terserang
diare karena perilaku yang dipraktikannya).
Bilamana
sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan
terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat
diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan
mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community
organization) atau pembangunan masyarakat (community development).
Untuk itu, sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok
untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini
pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari
dermawan). Di sinilah letak pentingya sinkronisasi promosi kesehatan dengan
program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada
masya-rakat oleh program kesehatan sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada
fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang
dibutuhkan masyarakat.
6.
Kegiatan gerakan
pemberdayaan
Dalam
melaksanakan gerakan pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan kondisi,
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat serta karateristik
masyarakat setempat yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Masyarakat pembina ( Caring Community )
Yaitu
masyarakat yang peduli kesehatan misalnya : LSM kesehatan, organisasi profesi
yang bergerak dibidang kesehatan.
b.
Masyarakat setara ( Coping Community )
Yaitu
masyarakat yang karena kondisinya kurang memadai sehingga tidak dapat
memelihara kesehatannya. Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya
memeriksakan kehamilan, tetapi karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya
transportasi ibu tidak pergi ke sarana pelayanan kesehatan.
c.
Masyarakat pemula ( Crisis Response Community)
Yaitu
masyarakat yang tidak tahu akan pentingnya kesehatan dan belum didukung
oleh fasilitas yang tersedia. Misalnya masyarakat dilingkungan kumuh dan daerah
terpencil.
7.
Cara pendekatan gerakan pemberdayaan masyarakat
terbagi menjadi dua:
a.
Makro:
1)
Membangun komitmen disetiap jenjang.
2)
Mengembangkan masyarakat (critical mass).
3)
menyediakan petujuk pelaksnaan dan biaya
operasional.
4)
monitoring dan evaluasi serta koordinasi.
b.
Mikro:
1)
Menggali potensi yang belum disadari masyarakat.
Potensi dapat muncul dari adanya kebutuhan masyarakat(demand creation) yang
diperoleh melalui pengarahan, pemberian masukan, dialog, kerjasama dan
pendelegasian.
2)
Membuat model model percontohan dan prototipe
pengembangan masyarakat, seperti menerapkan pendekatan edukatif dan manajemen
ARRIF (Analisis, Rumusan,Rencana, Intervensi, Forum komunikasi).
3)
Beberapa tolok ukur keberhasilan gerakan masyarakat
dapat disebutkan antara lain : peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
peningkatan kampnye kesehatan oleh masyarakat dan peningkatan dana sehat /JPKM.
8.
Kegiatan pokok gerakan pemberdayaan masyarakat
a.
Melakukan kampanye dan kegiatan gerakan pemberdayaan
masyarakat di bidang upaya pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat dalam memelihara,
mengatasi serta meningkatkan kesehatannya.
b.
Mengembangkan, mengadakan serta mendistribusikan media
KIE untuk mendukung kegiatan gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang upaya
pelayanan kesehatan.
c.
Melakukan kegiatan fasilitasi, bimbingan teknis atau
asistensi terhadap pelaksanaan kegiatan PHBS di masyarakat.
d.
Bersama dengan masyarakat melakukan kegiatan
pendekatan edukatif atau penerapan konsep PKMD.
e.
penghargaan (insentif), serta peningkatan ekonomi
produktif ( income generating).
f.
Melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan gerakan
pemberdayaan masyarakat di bidang upaya pelayanan kesehatan.
Referensi
Wahyudin, B. (2012 ). Gerakan pemberdayaan masyarakat sebuah
tinjauan konsep dalam upaya meneklan penyalahgunaan Narkoba. Dikutip 29 mei 2013.
Sangat bermanfaat gan, Silahkan juga kunjungi
BalasHapus1. Definisi Konsep Pemberdayaan Menurut Para Ahli Lengkap Dengan Daftar Pustakanya
2. Tugas Dan Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Menurut Para Ahli Lengkap Dengan Daftar Pustakanya
3. Tahapan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Menurut Para Ahli Lengkap Dengan Daftar Pustakanya
4. Kumpulan materi pelajaran, tugas sekolah lengkap dengan jawaban dan materi perkuliahan (www.materibelajar.id)