A.
Konsep
Pengorganisasian Masyarakat
1.
Dasar Pemikiran
Pengorganisasian komunitas sebenarnya pemikiran dan pola
kerjanya telah ada dan berlangsung sejak berabad-abad dahulu yaitu sebuah upaya
membangun masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, sejahtera
dan adil dari sebelumnya. Hal ini mengacu pada harkat dan martabat kemanusian
seutuhnya.
Sebagai suatu rumusan konsep pemikiran dan pola kerja
yang sudah di kenal pada masa kehidupan Lao Tse di Cina pada abad ke-7
sebelumnya masehi. Pada abad ke 20, konsep dari pemikiran dan pola kerja
pengorganisasian masyarakat tersebut menjadi popular kembali sebagai reaksi
terhadap gagasan dan praktek-praktek pembangunan atau “modernisasi” yang
ternyata berujung pada terinjak-injaknya harkat kemanusian dan pengurasan
secara dahsyat berbagai sumber daya alam untuk kepentingan sekelompok kecil
manusia di bumi. (Mubarak, dkk, 2006).
2.
Definisi
Pengorganisasian komunitas merupakan suatu proses ketika
komunitas atau kelompok dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan
menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan itu dan selanjutnya mengembangkan
keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala
prioritas, tetapiberdasarkan atas sumber daya yang berasal dari luar. Usaha
tersebut diatas di Indonesia dapat dilakukan secara gotong royong.(Sumijatun,
dkk,2005)
Pengorganisasian masyarakat Menurut Notoatmodjo (1997,
dalam Effendi, 2009) adalah suatu proses dimana masyarakat dapat
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari
kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk
berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan
sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar,
dengan usaha secara gotong royong.
3.
Aspek penting yang
terkandung dalam pengorganisasian masyarakat
Menurut Effendi (1998) dalam definisi tersebut ada 3
aspek penting yang terkandung didalamnya yaitu :
a.
Proses
1)
Merupakan proses
yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin pula tidak
2)
Jika proses
disadari, berarti masyrakat menyadari adanya kebutuhan
3)
Dalam prosesnya
ditemukan unsur-unsur kesukarelaan, kesukarelaan timbul karena adanya kebutuhan
sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya
4)
Kesukarelaan
terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok atau
masyarakat
5)
Kesadaran terhadap
kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya di temukan pada segelintir orang
saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.
6)
Selanjutnya
mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama-sama mangatasinya
b.
Masyarakat :
diartikan sebagai kelompok besar yang mempunyai
1)
Batas-batas
geografis
2)
Suatu kelompok dari
mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar
3)
Kelompok kecil yang
menyadari masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar
4)
Secara bersama-sama
mereka mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
c.
Memfungsikan masyarakat:
untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1)
Menarik orang-orang
yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk kepanitiaan yang
akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
2)
Menyusun rencana
kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat.
3)
Melakukan upaya
penyebaran rencana agar masyarakat dapat menyebarkan rencana tersebut
4.
Perencanaan dalam
Pengorganisasian Masyarakat
Menurut Subiyakto (1978, dalam Sumijatun, 2005) salah
satu faktor yangg penting dalam pengorganisasian komunitas adalah rencana
kegiatan yang terdapat dua bentuk seperti yang diuraikan berikut ini :
a.
Bentuk langsung
(direct)
1)
Indentifikasi
masalah atau kebutuhan yang dapat dilakukan melalui tokoh masyarakat
(key-person) atau bisa juga melalui musyawarah kelompok (komunitas)
2)
Perumusan masalah :
yang dinyatakan dengan cara yang menggugah serta dapat menarik minat dan
partisipasi masyarakat. Sebaliknya bila tidak dilakukan dengan baik mungkin
dapat mendatangkan kegagalan
3)
Menggunakan
nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut
b.
Bentuk tidak
langsung (inderect)
Disini diperlukan adanya individu-individu yang menyakini tentang adanya
masalah/kebutuhan yang bila dilakukan tindakan tertentu akan memberi manfaat
kepada masyarakat. Selanjutnya orang-orang ini harus mampu meyakinkan pihak
lain tentang hal ini. Secara formal orang-orang ini misalnya pihak pemerintaha,
tetapi bisa juga secara informal yakni melalui “key-person” seperti dikemukan
di atas.
Hal ini dapat berupa perencanaan yang mempunyai dua
fungsi, yaitu :
a.
Untuk menampung apa
yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas
b.
Mempunyai efek
samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.
5.
Pendekatan dalam
Pengorganisasian Masyarakat
a.
Spesific content
objective approach
Adalah pendekatan baik perseorangan (promotor kesehatan
desa), lembaga swadaya atau badan tertentu yang merasakan adanya masalah
kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan
suatu proposal atau program kepala instansi yang berwenang untuk mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Misalnya program
penanggulangan sampah
b.
General content
objektive approach
Adalah pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya
dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya program pos
pelyanan terpadu yang melaksanakan 5 sampai 7 upaya kesehatan yang dijalankan
sekaligus, seperti KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare, penyedia air
bersih, dan penyediaan obat-obat esensial
c.
Process objektive
approach
Adalah pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan
oleh masyarakat sebagai pengambil prkarsa, mulai dari mengidentifikasi maslah,
analisa, menyusun perencanaan penanggulangan masalah, pelaksana kegiatan,
sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan, di mana masyarakat sendiri
yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Dan
yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah partisipasi masyarakat atau peran
serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan.
6.
Persyaratan yang
dipenuhi oleh perawat kesehatan komunitas dalam pengorganisasian masyarakat
a.
Memahami konsep
komunitas dan mampu menerapkan prinsip organisasi, kemitraan, dan pemberdayaan
masyarakat
b.
Memahami konsep
proses keperawatan kesehatan komunitas
c.
Mampu mendekati
masyarakat, mendapatkan kepercayaan mereka, mengajaknya untuk bekerja sama,
serta membangun rasa saling percaya antara perawat dan masyarakat
d.
Mengetahui dengan
baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam yang ada di masyarakat dan
juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat dihubungi jika
diperlukan bantuan
e.
Mampu berkomunikasi
dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan teknik khusus sedemikian rupa
sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti, dan diamalkan oleh masyarakat
f.
Mempunyai kemampuan
profesional tertentu untuk berhubungan dengan masyarakat melalui
kelompok-kelompok tertentu
g.
Mempunyai
pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya
h.
Mempunyai
pengetahuan dasar mengenai keterampilan (skills) tertentu yang dapat segera
diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara
menyeluruh
i.
Mengetahui
keterbatasan pengetahuannya sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar