Asumsi dasar
menurut Sister Callista Roy
Sister Callista Roy mengembangkan
model adaptasi dalam keperawatan pada tahun 1964. Menurut teori adaptasi Roy, respon atau
perilaku adaptasi seseorang bergantung
pada stimulus :
- Stimulus Fokal : stimulus yang langsung berhadapan dengan pasien.
Seperti
perubahan fisiologis, perubahan konsep diri, perubahan fungsi peran atau
perubahan dalam mempertahankan keseimbangan antara kemandirian dan
ketergantungan.
2.
Stimulus Konsektual : semua stimulus yang diterima
oleh individu.
Seperti
lingkungan, keluarga, teman, masyarakat, petugas kesehatan.
3.
Stimulus Residual : ciri-ciri tambahan dan relevan
dengan situasi yang ada, namun sukar untuk di observasi.
Contoh : keyakinan, sikap dan sifat
individu yang berkembang sesuai dengan pengalaman masa depan.
Metaparadigma
- Manusia
Roy menjelaskan bahwa manusia sebagai penerima
asuhan dan memiliki sifat adaptif.
Adaptif : kemampuan beradaptasi.
2.
Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia
didalam dan diluar manusia.Adapun lingkungan dari dalam : dari dalam tubuh
individu sendiri, contohnya : spiritual, sosio, biologis, psikologis.
Lingkungan
dari luar : seperti masyarakat, temandan lingkungan sekitar.
3.
Kesehatan
Roy
menjelaskan bahwa keadaan sehat_sakit seseorang sangat mempengaruhi proses adaptifnya. Apabila sakit seseorang tidak akan mampu
beradaptasi dengan baik begitu pula sebaliknya.
4.
Keperawatan
Roy, 1983
(dalam Tomey & Olligood,2002) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin
ilmu dan praktek. Sehingga menurut Roy peran perawat tidak hanya membantu
menyembuhkan atau meringankan penyakit saja namun perawat juga berperan untuk
membantu pasien beradaptasi dengan lingkungannya yang telah berubah dari
keadaan sehat menjadi sakit.
Aplikasi
Teori Konseptual Roy
Model Adaptasi
Roy telah menggambarkan tahapan–tahapan dalam proses keperawatan yang lengkap.
Berdasarkan teori Roy, tahapan proses keperawatan dimulai dari :
·
2 level
pengkajian
·
Diagnosa
keperawatan
·
Tujuan tindakan
keperawatan
·
Intervensi
keperawatan, dan
·
Evaluasi
keperawatan
Kelebihan proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy ini adalah pada tahap 2 level pengkajian yang harus dilakukan perawat.
Pengkajian
keperawatan dimulai dengan :
·
Level 1 : Perawat mengkaji respon prilaku pasien terhadap stimulus yaitu fisiologis adaptasi
mode, konsep diri adaptasi mode, peran adaptasi mode dan ketergantungan
adaptasi mode
·
Level 2 : 2erawat mengkaji stressor yang dihadapi pasein yaitu stimulus fokal &
kontekstual (yang pada dasarnya merupakan faktor presipitasi dari masalah yang
dihadapi pasien) dan stimulus residual (yang pada dasarnya merupakan faktor
predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien),
sehingga pengkajian yang dilakukan perawat lebih lengkap dan perawat dapat
menegakkan diagnosa lebih akurat dari pengkajian tersebut.
Aplikasi teori dan konsep model
keperawatan dapat diterapkan diberbagai cabang ilmu keperawatan, baik di
keperawatan dasar, keperawatan klinik, maupun keperawatan komunitas. Di
keperawatan jiwa sendiri salah satu teori dan konsep model keperawatan yang dapat
diterapkan adalah Model Adaptasi Roy.
Di tatanan keperawatan jiwa sendiri, pendekatan yang digunakan pada Teori
Adaptasi Roy ini sangat bermanfaat ketika perawat melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan jiwa, resiko gangguan dan sehat jiwa. Dengan teori
ini, perawat tidak hanya dapat mengintervensi tanda dan gejala tapi juga dapat
mengetahui & memberikan intervensi pada faktor presipitasi dan faktor
predisposisi dari masalah yang dihadapi pasien. Sehingga perawat dapat mencegah
pasien mengalami masalah resiko dan gangguan jiwa, mengatasi masalah resiko dan
gangguan jiwa dan meningkatkan individu yang sehat agar tidak mengalami masalah
resiko dan gangguan jiwa.
Selain itu, dengan Teori Adaptasi Roy ini, perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat lebih memahami tentang proses adaptasi yang terjadi pada
individu, yang dimulai dari adanya stimulus/stressor yang dapat menjadikan
individu mengalami stress, proses mekanisme koping (kognator dan regulator) dan
effektor sebagai upaya individu mengatasi stressor dan terakhir timbulnya
respon prilaku individu terhadap stressor yang dihadapinya. Teori ini hampir
mirip dengan Teori Stress Adaptasi Stuart-Laraia yang ada di keperawatan jiwa.
Kesimpulan
Roy
menjelaskan tentang “Adaptasi” yang menurutnya sangat berpengaruh pada proses
kesehatan. Melalui beberapa pendekatan maka adaptasi akan berjalan dengan
lancar dan untuk komunikasi yang baik antara perawat_klien. Tidak hanya itu Roy
juga menjelaskan bahwa adaptasi untuk kesehatan terjadi untuk beberapa proses
kesehatan. Misalnya kesehatan anak, kesehatan keluarga bahkan kesehatan jiwa.
Roy
menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan
adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi
perilaku adaptif dan mengubah
perilaku
inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka
panjang
dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai
meliputi
: Hidup, tumbuh, reproduksi dan kekeuasaan. Tujuan jangka pendek
meliputi
tercapainya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan manipulasi
terhadap
stimulus focal, konteksual dan residual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar